Laut Nias tercemar - Aspal Terus Keluar dari Kapal Tanker MT AASHI

Aksi masyarakat pulau Nias "Laut Nias adalah kehidupan kami!" (© WALHI Sumatra Utara) kapal AASHI Gumpalan aspal mentah akibat kandasnya MT AASHI telah menyebar seluas 70 kilometer. (© WALHI Sumatra Utara) dua laki-laki di pantai yang tercemar oleh aspal cair Pesisir ditutupi oleh bongkahan-bongkahan hitam yang keras. (© WALHI Sumatra Utara)

Laut Nias tercemar - aspal terus keluar dari kapal tanker MT AASHI dan mencemari perairan Nias dan merusak terumbu karang, hutan mangrove, dan pesisir pantai.

Berita & update seruan

Kepada: Pemerintah Indonesia dan Sumatra Utara, perusahaan MT AASHI

“Jangan biarkan laut Nias tercemar - Aspal terus keluar dari kapal tanker MT AASHI”

Membaca surat

Bulan Pebruari 2023 kapal Tanker MT AASHI mengalami kecelakaan di wilayah laut Desa Faekhuna’a, Kepulauan Nias, Sumatera Utara.

Peristiwa tersebut menyebabkan muatan kapal berupa aspal mentah tumpah hingga pada akhirnya mencemari laut. Menurut DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Sumatera Utara, gumpalan aspal mentah akibat kandasnya MT AASHI telah menyebar seluas 70 kilometer. Hal demikian berdampak pada tercemarnya wilayah laut Nias Utara.

Rusaknya bagian kapal serta tercemarnya lingkungan akibat peristiwa kecelakaan kapal laut pada kasus MT AASHI, menunjukan adanya unsur risiko perjalanan yang ditimbulkan saat proses pengiriman kargo via laut. 

Sejak Februari 2023 hingga hari ini, Nelayan tradisional sudah menanggung lara dari petaka tumpahan aspal Kapal MT AASHI yang kandas di perairan Desa Humene Siheneasi, Kecamatan Tulaga Oyo, Nias Utara, Sumatera Utara. Lantas, bagaimana penanganan dampak sosial, ekonomi dan ekosistem di Nias Utara. Tumpahan aspal Kapal MT AASHI yang kandas telah berdampak serius pencemaran lingkungan. Situasi ini telah menimbulkan kerugian yang luas, terutama bagi perairan dan kehidupan para nelayan.

Organisasi lingkungan hidup, WALHI Sumatra Utara, mengajukan permintaan dukungan kepada publik di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung penanggulangan pencemaran lingkungan ini. Situasi ini menekankan pentingnya respons cepat, koordinasi antar instansi, dan upaya serius untuk menangani dampak pencemaran lingkungan yang dapat merugikan ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat. Petisi online ini diharapkan dapat menjadi alat untuk menyuarakan dukungan masyarakat dalam menanggapi masalah ini dan meminta tindakan konkret dari pihak yang berwenang.

Mohon mendukung permohonan masyarakat Nias kepada pemerintah dan pemilik kapal!

WALHI Sumatra Utara: Video Dokumentasi "Lara Aspal"

Latar belakang

Kontaminasi pantai, hutan bakau dan terumbu karang

Pesisir ditutupi oleh bongkahan-bongkahan hitam yang keras. Berbahaya untuk menggunakan perahu nelayan karena aspal mengeras pada semuanya, dayung, jala, dan mesin. Kami hanya bisa memperkirakan berapa banyak ikan dan burung yang mati. Kehidupan masyarakat Nias dan pulau-pulau di sekitarnya seperti sebuah horor.

Hutan bakau sangat menderita. Akar pohon bakau yang berdiri di dalam air ditutupi oleh bongkahan aspal hitam, daun-daunnya seperti terbakar, kehidupan di dalam hutan bakau, tempat berkembang biaknya banyak spesies ikan, sedang sekarat. Sayangnya, reforestasi bakau juga terkena dampaknya.

Dalam bencana di laut, misalnya di Alaska pada kecelakan tanker minyak bumi tahun 1989, ratusan ribu burung laut dan banyak hewan lainnya mati. Alam masih menderita di sana sampai sekarang, sebagian karena tindakan yang diambil sangat terlambat.

Sejak kecelakaan di Alaska, sebuah pemikiran ulang telah terjadi. Menurut Organisasi Maritim Internasional (IMO), kapal tanker harus memiliki lambung kedua mulai tahun 2015. Namun, pedoman baru saja tidak cukup, dan bencana yang mengerikan terus terjadi.

Mengangkut minyak dan juga aspal cair memiliki risiko tinggi. Bitumen, aspal cairan hitam kental yang penuh dengan polutan berbahaya, adalah residu yang tersisa setelah bensin, solar, dan parafin disaring.

Tuntutan masyarakat Nias dan organisasi lingkungan hidup WALHI Sumatra Utara

Pencemaran Lingkungan yang Masif:

Sekitar 3.600 metrik ton aspal cair dari kapal MT AASHI terus mengeluar, mencemari perairan Nias dan merusak terumbu karang, hutan mangrove, dan pesisir pantai. Pencemaran lingkungan yang masif di laut Nias, terumbu karang, hutan bakau dan pantai harus segera diatasi dengan cepat dan konsisten. Aspal masih bocor.

Kerugian Sosial dan Ekonomi:

Para nelayan mengalami kerugian sosial dan ekonomi yang signifikan. Hasil tangkapan ikan menurun drastis, nelayan harus melaut lebih jauh, dan biaya bahan bakar lebih tinggi. Kerugian ekonomi pada nelayan sangat besar. Hasil tangkapan ikan menurun, nelayan harus melaut lebih jauh, yang membutuhkan lebih banyak bahan bakar.

Evakuasi dan Penanggulangan yang Lambat:

Kritik terhadap lambatnya respons pemerintah dalam menangani masalah pencemaran aspal di perairan Nias Utara. Perlu adanya fokus untuk segera mengevakuasi kapal dari laut. Pemerintah bereaksi terlalu lambat terhadap masalah pencemaran air di bagian utara Nias. Kapal harus segera evakuasi.

Dampak pada Ekosistem Mangrove:

Dampak pencemaran aspal terlihat pada area ekosistem mangrove, dengan tanaman mangrove terkena aspal, menyebabkan stres dan gosong daun. Ekosistem bakau tidak boleh terpapar polusi aspal lagi.

Perjuangan Nelayan dan Kerjasama Pemerintah Pusat:

Nelayan dan kelompok konservasi laut menyatakan bahwa kasus ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, terutama pemerintah pusat, untuk menangani dampak yang semakin meluas. Nelayan dan kelompok-kelompok konservasi laut tidak boleh dibiarkan sendirian. Pemerintah harus bertindak!

Pulau Nias

Pulau Nias, 125 kilometer sebelah barat Sumatera di Samudera Hindia, adalah surga alam yang belum banyak diketahui. Nias terisolasi selama ribuan tahun, sehingga memungkinkan flora dan fauna yang istimewa. Masyarakat juga berbeda secara budaya, bahasa dan genetik. Hingga saat ini, mereka hidup sesuai dengan norma-norma budaya adat.

Desa-desa tradisional terorganisir dengan baik. Di beberapa desa, Anda masih dapat menemukan monumen batu yang mengesankan dan patung-patung nenek moyang yang diukir. Namun, rumah-rumah panggung tua yang tahan gempa di atas bukit menjadi semakin langka.

Tsunami pada 26 Desember 2004 dan gempa bumi pada Paskah 2005 menghantam Nias dengan keras. Pulau ini masih belum pulih dari bencana hingga hari ini. Penduduknya sangat miskin dan hidup sebagai nelayan. Bahkan para peselancar yang biasanya mengunjungi Nias karena ombaknya yang curam dan mengesankan telah menjauh sejak saat itu.



Surat

Kepada: Pemerintah Indonesia dan Sumatra Utara, perusahaan MT AASHI

Dengan hormat,

Sejak Februari 2023, pelabuhan kapal tanker di dekat desa Faekhuna'a, di pulau Nias, provinsi Sumatera Utara, telah menyebabkan bencana lingkungan yang mengerikan. Ribuan ton aspal mencemari pantai, terumbu karang, dan hutan bakau.

Dalam bencana di laut, misalnya kecelakaan tanker minyak bumi di Alaska pada tahun 1989, ratusan ribu burung laut dan banyak hewan lainnya mati. Alam masih menderita di sana sampai sekarang, sebagian karena tindakan yang diambil sangat terlambat. Bencana seperti itu tidak boleh terjadi lagi di Indonesia! Namun, ceceran aspal cair sekarang memiliki radius 70 kilometer.

Konsekuensi ekologis dan sosial akan sangat buruk jika tidak ada tindakan yang segera dan konsisten.

Saya menyerukan kepada Anda:

Pertama, agar perusahaan dan pemerintah segera evakuasi kapal tersebut.

Kedua, kapal harus segera dikeringkan dan dibersihkan secara integrasi untuk mencegah pencemaran lebih lanjut.

Ketiga, pemerintah dan perusahan harus melakukan pembersihan terpadu dan memulihkan ekosistem laut.

Keempat, pemerintah dan perusahaan harus segera membayar ganti kerugian yang diderita masyarakat. Selain itu, pemerintah dan perusahan harus bertangung jawab atas kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Kelima, pemerintah dan provinsi di Indonesia harus mengambil tindakan pencegahan sehubungan dengan penanganan tumpahan aspal cair oleh MT AASHI dan membentuk tim yang mampu merespon tumpahan minyak.

Hormat saya,

Berita & update

Petisi ini tersedia dalam bahasa-bahasa berikut:

68.312 Pendukung

Bantulah kami mencapai 100.000:

aktivitas sebelumnya

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!