Tiga Sungai Di Kawasan Ekosistem Leuser Dalam Bayang-Bayang PLTA

Sunggai di ekosistem Leuser dari atas © Paul Hilton

14 Okt 2022

Sungai-sungai di Kawasan Ekosistem Leuser memberi manfaat bagi masyarakat lokal yang hidup di daerah aliran sungai. Dua sungai dibayang-bayangi pembangunan PLTA

Gayo Lues yang terletak dijantung Provinsi Aceh. Sebagian besar wilayah masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser. Dimana dari daerah tersebut juga terdapat tiga aliran sungai besar yang berhulu dari kabupaten yang dijuluki negeri seribu bukit tersebut bermuara hingga Selat Malaka dan Samudera Hindia.

Kehadiran sungai tersebut memberi manfaat bagi masyarakat lokal yang hidup di daerah aliran sungai diantaranya sebagai sumber air untuk kebutuhan masyarakat baik itu mengari areal sawah dan kebutuhan konsumsi masyarakat. Selain itu, di sungai tersebut juga terdapat spesies ikan air tawar yang melimpah dan selain dikonsumsi masyarakat juga menjadi usaha sampingan warga selain bertani. Ketiga sungai besar tersebut, diantaranya Sungai Agusen, Sungai Kala Tripa, dan Sungai Tamiang.

Sungai Agusen

Sungai Agusen yang berhulu dari Taman Nasional Gunung Leuser melewati Desa Agusen beberapa desa di kecamatan Putri Betung Gayo Lues. Sebelum bermuara melewati Kabupaten Aceh Tenggara terus ke Rundeng Aceh Singkil hingga Samudera Hindia.

Seperti yang dikatakan masyarakat baru baru ini, habitat ikan air tawar mulai berkurang dari sungai Agusen, karena masyarakat banyak menangkap ikan dengan cara mebom dan menyentrum.

Di sisi lain sungai tersebut telah dimanfaatkan sebagai ekowisata dengan terdapatnya dua arung jeram sungai tersebut yakni di Ketambe dan Agusen.

Sungai Kala Tripa

Sungai kala Tripa yang berhulu dari Kawasan Ekosistem Leuser dan zona inti TNGL (Kappi) dan gabungan beberapa anak sungai sebelum bersatu melewati Kecamatan Rikit Gaib, Terangun dan Tripe Jaya, Gayo Lues. Alirannya mengalir ke Aceh Barat Daya sebelum bermuara ke Samudera Hindia.

Terlihat sungai ini mulai tercemar oleh limbah rumah tangga dan di aliran sungai tersebut dipenuhi sampah.

Nelayan yang sering mencari ikan diperairan tersebut sulit menemukan ikan air tawar endemik dari perairan tersebut, kecuali ikan mujahir, ikan emas dan gabus.

Pantauan di lokasi, di sungai Kala Tripa juga banyak aktivitas galian C di sepanjang sungai tersebut sehingga banyak areal persawahan dan lahan masyarakat di sekitaran Daerah Aliran Sungai (DAS) tergerus dan abrasi.

Sungai Tamiang

Sungai Tamiang yang berhulu dari Lesten dan Pining Gayo Lues dan beberapa sungai dari Lokop Aceh Timur, merupakan gabungan beberapa sungai terkenal dengan lumbung ikan jurung di Gayo Lues.

Saat ini ikan tersebut mulai sulit didapatkan karena sering diganggu dengan pengambilan yang tak ramah lingkungan. Di samping itu, dalam setahun terakhir Sungai Tamiang banyak aktivitas ilegal logging yang berkedok jabon di sekitar Lesten.

Tak sampai di situ, dua dari tiga sungai tersebut dibayang-bayangi pembangunan PLTA yang akan dibangun untuk menerangi pasokan listrik di Aceh dan Sumatra Utara.

Di antaranya pembangunan PLTA Kala Tripa yang dibangun di Desa Perlak, Kecamatan Tripe Jaya dan PLTA Tampur 1 dan 2 yang dibangun di Sungai Tamiang.

Berdasarkan laman resmi provinsi aceh, terdapat 16 PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hidro) dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues, dua diantarnya masih berfungsi yakni di desa Marpunge, Putri Betung dan Perlak Tripe Jaya. Sementara energi listrik yang dipasok untuk Gayo Lues menggunakan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) untuk menerangi 11 kecamatan di Gayo lues.

Sehingga timbul pertanyaan kita, pembangunan PLTA yang dibangun pemerintahan bersama pihak asing untuk apa dan siapa?

sumber:

info leuser. dari hulu ke hilir

https://acehnesia.com/tiga-sungai-di-kawasan-ekosistem-leuser-dalam-bayang-bayang-plta/



Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!