
„Tidak bagi geotermi di tanah kami!“
Dengan 17 proyek panas bumi baru di pulau Flores pemerintah Indonesia ingin menjawab masalah krisis iklim. Masyarakat adat setempat tidak ditanyai. Mereka menentang perampasan lahan dan perusakan sumber kehidupan mereka.
Rumah-rumah adat Manggarai berbentuk kerucut yang menjulang ke langit. „Rumah adat itu menyimbolkan kebersamaan dan solidaritas, nilai-nilai dasar budaya masyarakat adat di pulau Flores“, ujar Grace Gracella dari organisasi mitra kami WALHI NTT. Rumah adat menunjukkan juga keterikatan dengan bumi dan kosmos.

Namun sayang keharmonisan itu diganggu. Flores punya banyak gunung berapi. Pemerintah memberinya sebutan „pulau geotermi“ tanpa menyertakan Manggarai. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) pertama - Ulumbu - beroperasi sejak 2012, dibiayai oleh Institusi Kredit untuk Rekonstruksi (KfW) asal Jerman. Tanah adat telah dirampas. Gas yang dilepas telah merusak panen mereka. „Kami tidak hidup dari geotermi, kami hidup dari ubi dan kopi“, tegas mereka. Sejak diketahui bahwa PLTPB Ulumbu akan meningkatkan produksi dari 7,5 menjadi 40 megawatt, muncullah perlawanan.
Perluasan operasi di Poco Leok yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Ulumbu kabarnya juga dibiayai oleh KfW. Poco Leok, sebuah komunitas di tengah pegunungan berhutan, berarti „dikelilingi oleh hutan“. Warga setempat mengkhawatirkan tanah longsor. Sebab itu mereka menentang perampasan lahan dan pencemaran sumber air mereka. Namun polisi memukul mundur dengan brutal.
KfW memeriksa kembali keterlibatannya
17 proyek geotermi berikutnya di Flores sedang direncanakan. Listrik yang dihasilkan akan digunakan bagi pertambangan mangan dan besi, batu dan pasir, ujar Grace Gracella. Listrik bagi penduduk bukan tujuannya.
Pihak bank yang membiayai proyek-proyek yang mengganggu kehidupan masyarakat adat harus mentaati prinsip persetujuan berdasarkan informasi di awal tanpa paksaan (FPIC). KfW telah menemukan bahwa prinsip ini di Poco Leok tidak ditaati dan memeriksa kembali keterlibatannya.
Kami mendukung perjuangan warga Manggarai. Masih ada harapan bahwa mereka tidak kehilangan tempat tinggal dan budayanya.

Alam tak boleh jadi komoditas
Memberi alam lebel harga - Begitulah keinginan pemerintahan dan PBB menghentikan kepunahan masal flora dan fauna. Sertifikat biodiversitas adalah solusi palsu

Hewan komodo di Jurassic Park? Tidak!
Taman Nasional Komodo akan menjadi “Taman Jurassic“ bagi turis kaya - tanpa perduli pada hewan komodo, dunia bawah laut yang mempesona dan penduduk setempat.