Bali: surga bawah air harus tetap bertahan

Ikan-ikan berwarna-warni menyemaraki perairan Bali. Tetapi sebuah investor ingin menimbun sebagian teluk Benoa (Foto: flickr/Ilse Reijs dan Jan-Noud Hutten (CC BY 2.0) (© flickr/Ilse Reijs and Jan-Noud Hutten (CC BY 2.0))
50.631 Pendukung

Sawah hijau di lereng gunung, pasir pantai, laut biru. Di Bali mimpi wisatawan jadi nyata. Untuk memenuhi desakan wisatawan, para investor terus membangun hotel. Namun atas tanggungan alam. Sekarang sebagian teluk Benoa ditimbun dengan pasir untuk pembangunan pulau buatan yang diatasnya dibangun klub-klub dan lapangan golf.

seruan

Kepada: Bapak Gubernur Bali I Made Mangku Pastika

“Hentikan reklamasi Teluk Benoa di Bali”

Membaca surat

Dibutuhkan seluas 838 hektar air dari teluk tersebut. Ekosistim laut di teluk Benoa yang terdiri dari hutan bakau, terumbu karang dan padang lamun terancam, demikian peringatan aktivis lingkunganHingga 10 kilometer kuadrat hutan bakau dirusak oleh proyek tersebut. Sebuah lapisan tebal dari endapan halus terbentang di atas karang dan merusaknya. Bila ¾ teluk Bay diubah menjadi daratan, maka sebanyak 7,9 juta meter kubik air dialihkan, sehingga permukaan air di teluk yang menjadi muara bagi empat sungai, naik sekitar 1,6 meter.

Penduduk setempat saat kini khawatir dengan terjualnya tempat tinggalnya. Air sudah menjadi langka. Para wisatawan membutuhkan air yang sebenarnya dibutuhkan petani untuk ladangnya.Di Bali kini terdapat 80.000 ranjang hotel, sediktinya akan dibangun 67 hotel lagi. Hampir tidak ada lahan lagi yang bisa dirubah menjadi tempat wisata. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan Tirta Wachana Bali International (TWBI) ingin membuat pulau buatan.

Pemilik hotel dan petani saling bertengkar mengenai air

Satu hal yang sulit dibayangkan adalah peranan gubernur Bali Made Mangku dan penasehat dari universitas Udayana. Berkali-kali mereka merubah pandangannya, apakah proyek tersebut diijinkan. Status perlindungan teluk diabaikan.

Teluk Benoa bukan lagi surga yang belum terjamah. Untuk pelabuhan udara dan laut telah dibangun daratan buatan. Tahun 2013 jalan bebas hambatan „Mandana“ yang melintas diatas teluk Benoa, diresmikan.

Aktivis lingkungan, seniman, nelayan dan masyarakat lainnya menentang proyek ini. Mereka menuntut gubernur Bali Bapak Made Mangku untuk menghentikan segera proyek tersebut dan memperkuat status perlindungan teluk. Bergabunglah dengan tuntuan ini.

Latar belakang

Apa yang sebenarnya terjadi di teluk Benoa:

Trouble Brewing in Paradise Over Fate Of Bali’s Benoa Bay

http://www.thejakartaglobe.com/news/trouble-brewing-in-paradise-over-fate-of-balis-benoa-bay/

Peraturan presiden tentang reklamasi Benoa memicu protes

http://www.thebalidaily.com/2014-06-21/presidential-regulation-benoa-reclamation-draws-protests.html

Kepalkan tangan menentang Perpres No. 51/2014

http://www.bali-home-immo.com/2014/06/a-call-to-arms-against-perpres-no-512014/

Dan disini apa yang telah kami lakukan untuk menyelamatkan teluk Benoa dan pohon bakau Anda:

Para aktivis bergerak menuju kantor gubernur untuk protes reklamasi teluk Benoa.

http://www.thejakartaglobe.com/news/activists-march-bali-governors-office-protest-reclamation-benoa-bay/

Protes Bali digelar selama Keputusan Presiden tentang zonasi

http://www.demotix.com/photo/5029808/bali-protests-staged-over-presidential-decree-zoning

Surat

Kepada: Bapak Gubernur Bali I Made Mangku Pastika

Yang terhormat Bapak Gubernur I Made Mangku Pastika,

Pulau Bali terkenal di kalangan wisatawan diseluruh dunia karena pesona alamnya dan budayanya yang unik. Namun saat kini tanah dan airnya menjadi langka setelah banyaknya hotel-hotel yang telah dan sedang dibangun.

Sekarang perusahaan Tirta Wachana Bali International (TWBI) merencanakan membangun pulau buatan diatas 838 hektar di teluk Benoa. Proyek ini selain akan merusak hutan bakau, karang dan padang lamun juga akan menaikkan permukaan air di teluk setinggi 1,6 meter serta akan menggenang pemukiman penduduk yang berdataran rendah.

Penolakan Anda atas proyek tersebut pada awalnya dan penelitian yang kritis dari universitas Udayana menunjukkan bahwa Anda sadar akan resiko proyek tersebut.

Oleh karena itu kami menggabungkan diri dengan tuntutan dari para kritikus lokal dan memohon Anda menghentikan proyek tersebut.

Dengan hormat

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!