Bisakah PBB menghentikan kepunahan spesies?

Hutan Hujan Amazonas © Dr Morley Read / shutterstock.com

3 Des 2022

Bagaimana kita manusia akan menghentikan kepunahan massal flora dan fauna? Hal ini akan dibahas dalam Konferensi Dunia dari tanggal 7 sampai 19 Desember 2022 di Montréal (Kanada). Besarnya krisis sangat mengkhawatirkan: hingga satu juta spesies terancam punah. Selamatkan Hutan Hujan hadir dalam konferensi tersebut dan berdiskusi dengan Sekretaris Eksekutif juga Ketua Pelindung Spesies PBB.

„Kepunahan spesies mengisyaratkan lebih dari sekedar ikon dunia hewan seperti orangutan dan beruang kutub. Artinya jaring kehidupan semakin bercelah besar hingga suatu saat nanti akan berlubang dan seluruh ekosistim hancur“, ujar Marianne Klute, pemimpin Selamatkan Hutan Hujan sesaat sebelum Konferensi PBB COP 15.

„Kita melihat sangat jelas bahaya di hutan hujan dan gambut tropis yang merupakan titik pusat biodiversitas dan selain itu berperan penting dalam sistim iklim. Perlindungan spesies, hutan hujan dan iklim merupakan hal yang tidak bisa dipisah. Jika kita tidak berhasil menjalankan ke tiga jenis perlindungan ini, maka kita akan merusak sumber kehidupan kita sendiri, sebab alam memberi kita makanan, air dan udara bersih. Alam memberi kita obat-obatan dan bahan bangunan. Hutan merupakan tempat suci dan tinggal bagi miliaran manusia. Oleh karena itu konferensi PBB divonis untuk berhasil.“

Di COP 15 nanti hadir delegasi pemerintahan dari hampir 200 negara. Sekitar 50 negara mengirimkan mentrinya. Keseluruhan terdapat 10.000 peserta dalam konferensi tersebut. Tetapi ada beberapa absen penting, termasuk Brasil, Indonesia, dan Afrika Selatan.

Dalam isi konferensi PBB COP 15 memuat kesepakatan kerangka kerja bagi perlindungan spesies dan alam yang bernama „Post-2020 Global Biodiversitiy Framework“. Rencana dari PBB, yaitu hingga tahun 2030 total 30 persen luas bumi dijadikan kawasan lindung, menuai kritik pedas. Organisasi HAM dan aktivis lingkungan khawatir. Rencana „30 by 30“ bisa menjadi perampasan tanah terbesar sepanjang sejarah karena sedikit bisa memberikan andil pada perlindungan spesies.

Selamatkan Hutan Hujan dan puluhan organisasi dari Asia dan Afrika dalam petisi "Lindungi biodiversitas dengan serius – PBB harus memperkuat hak-hak masyarakat adat" menuntut PBB dan negara-negara anggota PBB untuk melegimitasi hak-hak masyarakat adat dari pada membahas rencana „30 by 30“. Sebab alam akan terjaga lebih baik dibanding di wilayah lain, jika masyarakat adatlah yang bertanggung jawab atas wilayahnya.

„30 persen luas bumi dijadikan kawasan lindung, terdengar luar biasa. Tapi sebenarnya berbahaya. Menurut penafsiran seperti itu alam hanya bisa dilindungi jika manusia jauh darinya, namun kenyataannya jika masyarakat setempat digusur“, demikian Marianne Klute.

Hingga kini ada lebih dari 60.000 tandatangan petisi yang akan disampaikan pada tanggal 8 Desember (Kamis) kepada Sekretaris Eksekutif Konvensi-Biodiversitas dan Ketua Pelindung Spesies PBB, Elizabeth Maruma Mrema.



Halaman ini tersedia dalam bahasa berikut:

Pesan buletin kami sekarang.

Tetap up-to-date dengan newsletter gratis kami - untuk menyelamatkan hutan hujan!