
Pada pemerintahan di dunia: Lindungi iklim dunia - Selamatkan hutan hujan Amazon!
Hutan hujan Amazon sangat menentukan keberlangsungan hidup manusia, biodiversitas dan iklim. Tapi hutan hujan Amazon kini terancam. Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Brasil bulan November 2025, semua pemerintah harus bertindak. Mereka harus melindungi hutan hujan dan merumuskan langkah-langkah mengurangi krisis iklim dunia.
Kepada: Pemerintahan, pemimpin negara dan pemerintahan di dunia, delegasi Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Brasil
“Seluruh pemerintah pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Brasil bulan November 2025 harus bertindak mencegah krisis iklim dan melindungi hutan hujan”Di wilayah Amazon Brasil pada pertengahan November akan berlangsung Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30. Para pemimpin negara, delegasi pemerintahan, wakil industri dan wakil akademik akan bernegosiasi di kota Belém tentang perlindungan iklim.
Perhimpunan masyarakat adat, organisasi-organisasi lingkungan dan HAM bersama-sama akan menyelenggarakan Konferensi Rakyat agar suara mereka didengar di acara COP30. Puncak kegiatan ditandai dengan hari protes pada 15 November. Selamatkan Hutan Hujan bersama berbagai organisasi mitra akan berada di sana.
Sebab hutan hujan sangat menentukan keberlangsungan hidup manusia, biodiversitas dan iklim dunia. Wilayah Amazon yang seluas 6 juta km2 merupakan wilayah hutan hujan terluas di dunia - atau lebih dari tiga kali luas daratan Indonesia.
Dari kanopi hutan rimba yang gigantis luasnya menguap air dalam ukuran yang luar biasa besarnya ke atmosfer yang nantinya membentuk awan hujan. Dengan begitu Amazon menolong menstabilkan sirkulasi air dan iklim dunia.
Namun sekaligus Amazon merupakan hotspot dunia atas perusakan hutan, penghancuran biodiversitas, kerentanan alam dan HAM.
Rumah bagi ratusan kelompok masyarakat adat terancam. Industri agraria, HTI dan pertambangan merusak alam dan sumber kehidupan manusia yang hidup di sana. Maka terjadilah ketidakadilan sosial, kekerasan dan penyalahgunaan jabatan yang sangat tinggi.
Hutan hujan Amazon sedang menuju titik kritis yang sangat mungkin tidak bisa dibendung lagi. Hutan penghasil hujan di Amerika Selatan ini bisa akan tumbang selamanya. Kitapun akan menanggung akibatnya. Jangan biarkan ini terjadi. Kita tidak boleh membiarkannya!
Pada COP30 di Brasil seluruh wakil pemerintahan harus mengambil tindakan untuk mengatasi krisis iklim dunia dan melindungi hutan hujan. Kami ingin solusi yang benar dan adil. Oleh karena itu dukung tuntutan Konferensi Rakyat dengan tanda tangan Anda.
Kepada: Pemerintahan, pemimpin negara dan pemerintahan di dunia, delegasi Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Brasil
Yang terhormat Ibu-ibu dan Bapak-bapak,
beserta seluruh manusia di dunia kami mendesak Anda di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Brasil bulan November 2025 untuk membuat keputusan yang mengikat mencegah krisis iklim dunia. Bertindaklah tepat mengatasi pemanasan iklim dan lindungi hutan-hutan di dunia.
Bersama dengan konferensi rakyat, saya mendesak Anda:
- Hentikan produksi dan pembakaran bahan bakar fosil karena lebih dari dua pertiga emisi dunia berasal dari sana yang menyebabkan pemanasan global.
- Konsisten melindungi hutan dari penebangan.
- Segera membuat kesepakatan internasional transisi energi yang adil, dimulai dari negara-negara kaya.
- Ciptakan keadilan lingkungan dan iklim global. Solusi iklim yang salah sangat merugikan penduduk dunia, padahal merekalah yang paling sedikit berkontribusi pada pemanasan dunia.
- Perhatikan agar HAM selalu ditaati, juga hak masyarakat adat dan masyarakat tradisi atas wilayah serta kedaulatan pangan mereka.
- Akui alam sebagai subjek hukum dan lestarikan keanekaragaman hayati.
Sekarang adalah saat yang sangat menentukan. Tidak besok, tidak suatu saat nanti. Kami butuh keputusan yang nyata dan Anda bertanggung jawab.
Salam hangat
Bagaimana iklim dan hutan hujan saling berkaitan
Kehidupan di bumi terdiri dari karbon – semua tumbuhan, jamur-jamuran dan hewan terdiri dari senyawa karbon organik. Hutan hujan mempunyai sistem yang kompleks. Dalam sistem ini tumbuhan, jamur dan hewan saling berkaitan erat. Bagi iklim lokal dan global mereka punya fungsi penting. Tumbuhan menyerap gas rumah kaca karbon dioksida (CO2) dari udara. Dengan pertolongan air dan sinar matahari, tumbuhan membentuk gula dan darinya tumbuhan membentuk produk alami lainnya – yaitu biomassa. Dengan demikian karbon diikat di batang, daun dan akar. Jamur-jamuran dan hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan menyerap karbon ke dalam tubuh mereka.Sebagian oksigen dilepaskan ke atmosfer. Keseluruhan proses dinamakan fotosintesis.
438 gigaton karbon (Gt C) terkandung dalam vegetasi bumi. Dan tentu saja lautan samudra adalah penyimpan karbon yang penting. Menurut perkiraan hutan hujan mengikat 250 miliar ton CO2, sebagian besar di hutan gambut. Diteliti secara global hal ini adalah 5 samai 7 kali jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia setiap tahun. 40 persen oksigen di atmosfer berasal dari hutan hujan. Gambaran hutan sebagai „paru-paru dunia“ meskipun tidak begitu koheren tapi mudah diingat.
Hutan hujan sendiri menghasilkan hujan dan curahan hujan yang tinggi berlangsung merata di sepanjang tahun. Satu aspek penting adalah evapotranspirasi, artinya kelembapan, yang dilepaskan tumbuhan melalui daun. Di hutan meskipun terasa panas dan lembap, namun awan memantulkan sebagian besar sinar matahari kembali ke luar angkasa dan dengan demikian mendinginkan atmosfer. Tanpa efek ini bisa jadi permukaan bumi menjadi lebih panas.
Sebagai penyimpan karbon dan pembuat hujan, hutan yang utuh memiliki peranan penting dalam fenomena iklim dan berperan utama dalam mencegah bencana iklim.
Bencana iklim dan perusakan hutan
Bila hutan digunduli, dibakar, bila lahan dibuka dan rawa dikeringkan, maka biomassa akan terurai dan karbon yang terkandung di dalamnya akan terurai menjadi CO2 ke atmosfer. Sayangnya hutan hujan bisa semakin berkurang menjalankan fungsinya sebagai stabilisator iklim. Sisi lain: perusakan hutan seperti oleh proyek perkebunan, padang rumput atau pertambangan akan melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca. Kebakaran hutan di Indonesia tahun 1997 telah menyebabkan sepertiga dari emisi global dunia. Kebakaran hutan gambut adalah faktor yang sangat menyebabkan jumlah emisi yang besar ini.
Menurut studi yang dipublikasikan majalah Nature, atas dasar kondisi dan syarat pertumbuhan iklim yang berubah maka mulai tahun 2035 hutan hujan dapat berubahdari sebagai penyimpan CO2 menjadi sumber CO2. Hal akan terus mendorong bencana iklim.
Karena ekosistem hutan hujan terkait erat satu sama lain maka seluruh wilayahnya akan terganggu bila hanya satu saja elemennya rusak, contohnya peredaran air. Bila perubahan iklim global menyebabkan periode yang lebih kering, dimana hal ini sebenarnya sudah diamati, maka peredaran ini bisa hancur. Hutan hujan yang selalu hijau dan subur akan menjadi sabana yang lebih miskin biodiversitasnya. Iklim setempat berubah menjadi lebih kering dan lebih panas.
Yang terutama terancam adalah apa yang disebut 18 titik kritis dalam sistem iklim: contoh bila perubahan iklim di sungai amazon mencapai titik tertentu maka proses dan kerugian atas hilangnya hutan hujan seperti yang terjadi kini tidak akan bisa dihentikan lagi.
Jelasnya adalah: Bencana iklim dibuat oleh manusia. 98 persen ilmuwan yang memfokuskan diri pada tema iklim menyetujuinya. Karena iklim merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks, maka para peneliti selalu menemukan hubungan yang baru, menafsirkan hasil secara bebeda dan merevisi prediksi. Hal ini dalam ilmu pengetahuan adalah biasa. Hasilnya temuan para ahli klimatologi semakin lebih mengkhawatirkan.
Pemecahan: Perlindungan hutan hujan adalah perlindungan iklim
Hutan hujan harus dilestarikan demi perlindungan iklim, sebab perusakan hutan seterusnya akan memperparah bencana. Tidak bisa dipungkiri bahwa hutan hujan sebagai penyimpan karbon. Dengan demikian perlindungan iklim adalah perlindungan hutan hujan dan sebaliknya.
- Kita harus melestarikan hutan hujan dan memperbaiki kerusakan. Hutan lebih dari sekedar penyimpan dan penurun karbon, yaitu sebagai ekosistim yang beraneka ragam dan habitat dari jutaan manusia.
- Kita harus melindungi iklim dan sekaligus melestarikan biodiversitas. Bencana iklim dan punahnya spesies adalah dua krisis eksistensial yang harus kita atasi bersama-sama.
- Kita harus memperkuat hak-hak masyarakat adat yang hidup di wilayah hutan hujan. Acap kali mereka adalah pelindung hutan yang terbaik.
- Kita harus merubah cara hidup dan bekerja secara menyeluruh. Kita harus mengurangi konsumsi kita akan energi, bahan makanan dan bahan mentah, bukannya mempertahankan konsumsi kita dengan „produksi hijau“. Kita harus berhenti membakar batubara, minyak bumi dan gas bumi.
- Kita harus mereformasi politik klima yang salah: Kita harus mengakhiri aliran sesat bahan bakar bio terutama bila berbahan dasar minyak sawit, kedelai atau tebu. Dan kita harus menghentikan pembakaran pepohonan yang digunakan sebagai tenaga untuk menjalankan pembangkit listrik.
- Katakan „tidak!“ untuk „menghapus dosa“ dengan program offset, dimana contohnya perusahaan-perusahaan membayar sesuai dengan peraturan perlindungan lingkungan agar imbalannya mereka diperbolehkan untuk terus memproduksi gas rumah kaca. Kami menolak tehnologi-jembatan yang katanya lebih ramah iklim seperti mengganti batubara dengan gas alam.
- Setelah masa pandemi covid-19 kita harus menata kembali perekonomian dan masyarakat dengan cara yang ramah lingkungan. Tidak boleh ada „program pertumbuhan ekonomi“ dengan resep lama.
Covid-19 telah menunjukkan bahwa sehubungan dengan krisis eksistensial kita tetap akan dapat mencapai perubahan yang cepat dan menyeluruh.